PROFIL MUTU
DAN RENCANA KERJA
SEKOLAH
HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH
Nama Sekolah : SDN Benteng III
NPSN :
40304803
Status Sekolah : Negeri
Kecamatan : Benteng
Kabupaten/Kota : Kepulauan Selayar
DINAS
PENDIDIKAN NASIONAL
KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2013
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Kuasa, atas segala karunia dan
rahmat-Nya, sehingga
Rencana Kerja Sekolah (RKS) SD Negeri
Benteng III Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat terselesaikan dengan baik sesuai yang direncanakan.
Penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS) ini
didasarkan atas kebutuhan dan harapan warga sekolah beserta pemangku
kepentingan (stakeholder) dalam mengelola SD Negeri Benteng III. Pertimbangan
lain adalah bekerja dengan perencanaan yang jelas akan memudahkan pelaku kepentingan
bekerja secara jelas pula dan lebih terarah.
Berbeda jika bekerja tanpa perencanaan sama halnya menciptakan kegagalan akan
menimbulkan benturan-benturan tugas
atau tumpang tindihnya kegiatan.
Pengembangan program kerja sekolah disusun berdasarkan
hasil evaluasi diri dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder)
sekolah. Materi program kerja disusun secara garis besar, karena itu
pelaksanaannya di lapangan disesuaikan dengan kondisi maupun situasi yang ada.
Hal ini dikandung maksud agar program kerja ini dapat dikembangkan secara
fleksibel, dinamis, efisien dan efektif tanpa keluar dari pokok program yang
telah ditetapkan.
Kami menyadari bahwa program ini dapat diselesaikan atas
kerjasama semua pihak yang terkait. Karena itu kami sampaikan terima
kasih atas segala bantuan yang diberikan, semoga Tuhan memberikan imbalan dan
balasan yang lebih baik.
Harapan kami kepada para pembaca semoga berkenan
memberikan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan program ini.
Benteng, 28 November 2013
Kepala Sekolah,
Hj.
BAU MINAH, S.Pd
NIP.
19610417 198012 2 003
I.
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Semua sekolah harus
mempunyai tujuan yang seharusnya dicapai dengan melaksanakan rencana yang telah
disusun berdasarkan evaluasi diri sekolah dan sesuai dengan visi dan misi
sekolah. Tujuan sekolah dijabarkan sesuai dengan visi dan misi sekolah sehingga
cara pencapaiannya harus didasarkan atas visi dan misi tersebut. Cara
pencapaian tujuan dilakukan melalui berbagai perencanaan dan program kegiatan
yang dituangkan dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS). Perencanaan dilakukan tidak
hanya untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi, tetapi juga untuk meningkatkan
mutu sekolah. Rencana Kerja Sekolah yang telah dikembangkan oleh tim sekolah
seharusnya dapat dibaca oleh semua stakeholder sekolah untuk mengantisipasi perubahan
dan usulan yang mungkin sesuai untuk memperkaya program yang telah disusun.
Program sekolah seharusnya sesuai dengan visi
dan misinya agar sekolah dapat berkembang optimal. Perencanaan program dan
kegiatan dalam RKS seharusnya dapat terukur dan realistis sehingga program
dapat dilaksanakan. Perencanaan sebaiknya tidak dibuat terlalu muluk dan harus
berdasarkan pada kondisi sekolah.Oleh sebab itu, tim sekolah perlu menganalisis
data EDS untuk mengidentifikasi permasalahan sekolah dan menentukan penyebab
masalah, serta mencarikan alternatif pemecahannya. EDS perlu dikaitkan dengan proses perencanaan sekolah dan
dipandang sebagai bagian yang penting dalam kinerja siklus pengembangan
sekolah. Sebagai kerangka kerja untuk perubahan dan perbaikan, proses ini
secara mendasar menjawab 3 (tiga) pertanyaan kunci yaitu seberapa baikkah
kinerja sekolah terkait dengan kriteria untuk perencanaan pengembangan sekolah
dan indikator yang relevan dari standar pelayanan minimal (SPM) dan SNP, bagaimana
sekolah dapat mengetahui kinerjanya terkait dengan bukti yang dimiliki sekolah
untuk menunjukkan pencapaiannya, dan bagaimana sekolah dapat meningkatkan
kinerjanya terkait dengan pelaporan dan tindak lanjut mengenai apa yang telah
ditemukan pada perencanaan pengembangan sekolah.
RKS
ini disusun berdasarkan data hasil Evaluasi Diri Sekolah Tahun 2013 yang dilakukan
pada seluruh sekolah jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK melalui program pemetaan
mutu pendidikan. Data Evalusi Diri Sekolah dijaring melalui angket yang disebar
kepada responden yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan siswa. Angket disusun
berdasarkan komponen-komponen pada Standar Nasional Pendidikan namun pada
profil ini hanya enam standar yang menjadi bahan analisis yaitu Standar Kompetensi
Lulusan, Isi, Proses, Penilaian, Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Standar
Pengelolaan.
Hasil
analisis EDS mendeskripsikan tingkat ketercapaian sekolah dalam pemenuhan SNP,
skor yang digunakan menggunakan interval 0 - 10 dengan pembagian pencapaian SNP
sebagai berikut:
Tabel
1. Kriteria Capaian SNP
KELOMPOK
|
Y
|
X
|
|||||
MENUJU SNP 1
|
Y
|
<
|
65%
|
∑n.X/n
|
<
|
65%
|
|
MENUJU SNP 2
|
Y
|
>
|
65%
|
∑n.X/n
|
<
|
65%
|
|
MENUJU SNP 3
|
Y
|
<
|
65%
|
∑n.X/n
|
>
|
65%
|
|
SNP
|
Y
|
>
|
65%
|
∑n.X/n
|
>
|
65%
|
|
DI ATAS SNP
|
Y
|
>
|
90%
|
∑n.X/n
|
>
|
90%
|
Keterangan :
STANDAR
|
BOBOT
|
|
Y
|
SKL
|
|
X1
|
ISI
|
20%
|
X2
|
PROSES
|
30%
|
X3
|
PENILAIAN
|
15%
|
X4
|
PTK
|
25%
|
X5
|
PENGELOLAAN
|
10%
|
Sekolah dikatakan telah mencapai
kriteria Menuju SNP 1 apabila skor untuk Standar Kompetensi Lulusan (Y) lebih
kecil dari 6,5 dan jumlah standar lainnya berdasarkan bobot yang ditetapkan
juga lebih kecil dari 6,5. Kriteria Menuju SNP 2 apabila skor untuk Standar
Kompetensi Lulusan (Y) lebih besar atau sama dengan 6,5 dan jumlah standar
lainnya berdasarkan bobot yang ditetapkan lebih kecil dari 6,5. Kriteria Menuju
SNP 3 apabila skor untuk Standar Kompetensi Lulusan (Y) lebih kecil dari 6,5
dan jumlah standar lainnya berdasarkan bobot yang ditetapkan lebih besar atau
sama dengan 6,5. Kriteria Mencapai SNP apabila skor untuk Standar Kompetensi
Lulusan (Y) lebih besar atau sama dengan 6,5 dan jumlah standar lainnya
berdasarkan bobot yang ditetapkan juga lebih besar atau sama dengan 6,5.
Kriteria Di Atas SNP apabila skor untuk Standar Kompetensi Lulusan (Y) lebih
besar atau sama dengan 9,0 dan jumlah standar lainnya berdasarkan bobot yang
ditetapkan juga lebih besar atau sama dengan 9,0.
I.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Profil Mutu dan Rencana Kerja
Sekolah yaitu:
1. Menjamin agar tujuan sekolah dan sasaran yang
ingin dicapai dapat terwujud;
2. Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah;
3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi,
dan sinergitas baik
intra pelaku sekolah, antar sekolah maupun dinas pendidikan provinsi/
kabupaten/ kota;
4. Menjamin keterkaitan antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan, dan pengawasan;
5. Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan
masyarakat;
6. Menjamin penggunaan sumber daya
sekolah yang ekonomis, efisien, efektif,berkeadilan ,berkelanjutan , serta
memperhatikan kesetaran jender.
I.3. Sasaran
Sasaran penyusunan Profil Mutu dan Rencana
Kerja Sekolah sebagai berikut :
1. Terwujudnya rencana kerja tahunan dan rencana
kerja menengah,
2. Terealisasinya semua aktifitas program kerja
tahunan dan jangka menengah di SD Negeri Benteng
III,
3. Lebih efektif, efesien dalam
hal perencanaan, penggunaan
serta pengawasan dana sekolah yang dikelola baik yang bersumber dari APBN,
maupun pemerintah provinsi/ kabupaten/
kota.
I.4. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan Profil Mutu dan Rencana Kerja Sekolah antara
lain:
1. UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional,
2. PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
3. Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
4. Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar Dan Menengah,
5. Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah,
6. Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013
Tentang Standar Penilaian Pendidikan,
7. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 13/2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah,
8. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 16/2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik
Dan Kompetensi Guru,
9. Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.
II.
CAPAIAN SNP SD NEGERI BENTENG III
Skor pencapaian
SD Negeri Benteng III untuk masing-masing standar dibandingkan rata-rata skor
pencapaian untuk tingkat Kabupaten, Provinsi, dan nasional digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Grafik
Skor Pencapaian SNP SD Negeri Benteng III
Gambar 1 menunjukan
bahwa 4 dari 6 standar telah melampaui pencapaian skor tingkat Kabupaten, provinsi
dan nasional yaitu Standar Isi, Standar Penilaian, Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Pengelolaan. Sementara Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Proses masih berada di bawah pencapaian skor tingkat kota, provinsi, dan
nasional. Pencapaian terendah yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan. Status SNP SD Negeri Benteng III berdasarkan bobot yang telah ditetapkan
adalah sebagai berikut:
Y
|
∑n.X/n
|
4,827160494
|
6,506923219
|
Standar Kompetensi Lulusan (Y) masih di bawah 6,5 sedangkan jumlah standar lainnya di atas nilai 6,5. Dengan demikian, berdasarkan bobot untuk
masing-masing standar sebagaimana ditetapkan sebelumnya, SD Negeri Benteng III
memiliki status “Menuju SNP 3”.
Berikut
ini juga disajikan tingkat pencapaian dari masing-masing indikator untuk setiap
Standar Nasional Pendidikan:
1.
Standar Kompetensi Lulusan
Standar
Kompetensi Lulusan terdiri atas lima indikator sebagai berikut :
a.
Prestasi siswa/lulusan
b.
Lulusan menunjukkan karakter (jujur, disiplin,
bertanggungjawab, dan menghargai orang lain)
c.
Lulusan mampu berpikir logis dan sistematis
d.
Lulusan mampu berkomunikasi efektif dan santun
e.
Lulusan memiliki kemampuan mengamati dan bertanya untuk
berpikir dan bertindak produktif serta kreatif
Tingkat
pencapaian SD Negeri Benteng III untuk masing-masing indikator pada Standar
Kompetensi Lulusan ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 2. Diagram Pencapaian Indikator Standar Kompetensi Lulusan
Gambar
2 menunjukkan bahwa terdapat dua indikator untuk Standar Kompetensi
Lulusan yang telah memenuhi serta melampaui Standar nasional yaitu Lulusan memiliki
kemampuan mengamati dan bertanya untuk berpikir dan bertindak produktif serta
kreatif serta indikator lulusan
menunjukkan karakter (jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan menghargai orang
lain) dengan perolehan skor lebih dari 6,5. Indikator yang masih perlu mendapat perhatian yang
lebih intensif dari pihak sekolah yaitu Indikator Lulusan mampu berkomunikasi
efektif dan santun, berpikir logis dan sistematis, serta indikator
prestasi siswa/ lulusan karena pencapaiannya masih di bawah 6,5.
2.
Standar Isi
Standar Isi terdiri
atas empat indikator sebagai berikut :
a.
Kurikulum sesuai dengan kurikulum nasional
b.
Kurikulum disusun secara logis dan sistematis
c.
Kurikulum relevan dengan lingkungan dan kebutuhan
d.
Revisi kurikulum dilakukan secara berkala
Tingkat
pencapaian SD Negeri Benteng III untuk masing-masing indikator pada Standar Isi
ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3. Diagram Pencapaian Indikator Standar Isi
Gambar
3 menunjukkan bahwa 2
dari 4 indikator pencapaian standar isi telah memenuhi standar nasional yaitu indikator kurikulum disusun secara logis dan sistematis serta
indikator kurikulum sesuai dengan kurikulum nasional. Indikator yang masih perlu mendapatkan perhatian yang
lebih intensif dari pihak sekolah yaitu indikatir revisi kurikulum
dilakukan secara berkala dan Indikator Kurikulum relevan dengan
lingkungan dan kebutuhan karena skor
pencapaiannya masih di bawah 6,5.
3.
Standar Proses
Standar Proses
terdiri atas delapan indikator
sebagai berikut :
a.
RPP yang
dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi aspek kualitas;
b.
PBM
dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku;
c.
PBM
mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai orang
lain;
d.
PBM
mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun;
e.
PBM
mengembangkan kreatifitas peserta didik;
f.
PBM
mengembangkan budaya dan kemandirian belajar;
g.
Interaksi
guru-siswa mendukung efektifitas PBM;
h.
Suasana
akademik di sekolah mendukung pembelajaran (kondusif).
Tingkat pencapaian
SD Negeri Benteng III untuk masing-masing indikator pada Standar Proses
ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 4. Diagram Pencapaian Indikator Standar Proses
Gambar
4 menunjukkan bahwa 3
indikator telah memenuhi standar nasional. Ketiga indikator itu adalah (1) PBM mengembangkan
budaya dan kemandirian belajar, (2) PBM mengembangkan karakter, jujur,
disiplin, bertanggung jawab, dan menghargai orang lain, serta (3) RPP yang
dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi aspek kualitas.
Sementara 5 indikator lainnya belum memenuhi standar sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif dari pihak
sekolah.
4.
Standar Penilaian
Standar
Penilaian terdiri atas lima indikator sebagai berikut :
a.
Guru
menggunakan prinsip-prinsip penilaian;
b.
Guru
melakukan perancangan penilaian;
c.
Guru
menyusun instrumen sesuai dengan kaidah yang baku;
d.
Sekolah
menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal;
e.
Sekolah
memiliki dokumen prosedur dan kriteria penilaian.
Tingkat
pencapaian SD Negeri Benteng III untuk masing-masing indikator pada Standar Penilaian ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 5. Diagram
Pencapaian Indikator Standar Penilaian
Gambar
5 menunjukkan bahwa hanya 3 indikator pada Standar Penilaian yang memenuhi standar nasional yaitu Sekolah memiliki
dokemen prosedur dan kriteria penilaian serta Guru menggunakan prinsip-prinsip
penilaian . Indikator lainnya masih perlu
mendapatkan perhatian yang lebih intensif dari pihak sekolah yaitu Indikator
Sekolah menetapkan
kriteria ketuntasan minimal dan Indikator Guru menyusun instrumen sesuai dengan
kaidah yang baku.
5.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan terdiri atas dua indikator sebagai berikut :
a.
Guru dan
tenaga pendidikan profesional dalam bidangnya;
b.
Peningkatan
kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah;
Tingkat
pencapaian SD Negeri Benteng III untuk masing-masing indikator pada Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ditunjukkan pada
gambar berikut:
Gambar 6. Diagram
Pencapaian Indikator Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Gambar
6 menunjukkan bahwa hanya satu
indikator pada Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang mencapai
Standar Nasional Pendidikan sehingga indikator
peningkatan kompetensi PTK dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif dari
pihak sekolah.
6.
Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan terdiri atas tujuh indikator sebagai berikut :
a.
Visi, misi,
dan tujuan sekolah sesuai dengan EDS;
b.
Visi, misi,
dan tujuan sekolah dipahami oleh semua warga sekolah;
c.
Rencana kerja sekolah sesuai EDS;
d.
Rencana kerja sekolah berorientasi mutu;
e.
Perencanaan sekolah terkait peningkatan mutu Proses Belajar Mengajar;
f.
Pimpinan melakukan supervisi dan evaluasi sesuai standar.
Tingkat
pencapaian SD Negeri Benteng III untuk masing-masing indikator pada Standar Pengelolaan ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 7. Diagram
Pencapaian Indikator Standar Pengelolaan
Gambar
7 menunjukkan bahwa terdapat
empat indikator pada Standar Pengelolaan yang mencapai Standar Nasional Pendidikan sehingga indikator lainnya perlu mendapatkan perhatian yang
lebih intensif dari pihak sekolah.
III.
ANALISIS AKAR MASALAH
Analisis akar masalah terdiri atas Identifikasi masalah, Rumusan
masalah, Penentuan Akar masalah, serta Faktor Pendorong dan Penghambat. Masalah
diidentifikasi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan EDS dengan skor di bawah 5.
III.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
data EDS Tahun 2013, diketahui bahwa masalah yang ada pada SD Negeri Benteng
III yaitu:
Permasalahan
|
Rumusan Masalah
|
Peserta didik kesulitan dalam mengerjakan soal ujian.
|
Peserta didik kurang latihan dalam menyelesaian soal
ujian.
|
Materi pelajaran terlalu sulit untuk dipahami.
|
Guru tidak melakukan pembelajaran yang efesien, efktif, dan menyenangkan.
|
Guru tidak menjelaskan materi secara rinci.
|
|
Sebagian besar guru belum menggunakan metode belajar
yang mengaktifkan siswa untuk belajar (hanya ceramah).
|
|
Guru kesulitan dalam menerapkan pembelajaran untuk
mmeningkatkan kemapuan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulisan.
|
|
Sebahagian besar guru kurang memahami dan menguasai
teknologi informasi dan komunikasi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
atau median belajar.
|
Guru tidak menggunakan teknologi informasi dan
komunikas sebagai sumber belajar dalam PBM.
|
III.2. Penentuan Akar Masalah
Rumusan Masalah
|
AKAR MASALAH
(PENYEBAB MASALAH)
|
Peserta didik kurang latihan dalam menyelesaian soal
ujian.
|
Peserta didik kurang latihan dalam menyelesaikan soal
ujian karena guru tidak membimbing sehingga terbiasa mengerjakan soal-soal
sulit yang mungkin tidak pernah diajarkan.
|
Guru tidak
melakukan pembelajaran yang efesien, efektif, dan menyenangkan.
|
Guru tidak menerapkan PBM inovatif karena kurang paham
|
Guru tidak menggunakan teknologi informasi dan
komunikas sebagai sumber belajar dalam PBM.
|
Guru tidak menngunakan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai sumber belajar dalam PBM karena kurang menguasai teknologi
tersebut.
|
III.3. Faktor Pendorong dan
Penghambat
NO
|
AKAR MASALAH
|
FAKTOR PENDORONG
|
FAKTOR PENGHAMBAT
|
SOLUSI PERMASALAHAN
|
1.
|
Peserta didik
kurang latihan dalam menyelesaikan soal ujian karena guru tidak membimbing
sehingga terbiasa mengerjakan soal-soal sulit yang mungkin tidak pernah
diajarkan
|
Siswa memiliki motivasi yang
kuat untuk belajar
|
Tidak semua
peserta didik memahami materi yang pernah diajarkan sehingga kesulitan dalam
menyelesaikan soal ujian.
|
Guru perlu
menjelaskan materi-materi sulit pada saat peserta didik menyelesaikan
kisi-kisi ujian agar materi dapat dipahami walaupun tidak pernah dipelajari
di sekolah.
|
2.
|
Guru tidak
menerapkan PBM inovatif karena kurang paham
|
1. Guru memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
2. Peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk belajar.
3. Ada guru senior yang memahami pembelajaran yang efektif, efesien, dan
menarik.
4. Ada kegiatan KKG yang dilakukan secara rutin.
|
1. Tidak tersedia sumberdaya untuk mengaplikasikan beberapa pembelajaran
yang membutuhkan sarpas.
2. Kemampuan awal peserta didik kurang mendukung untuk berpikir tingkat
tinggi.
3. Tidak semua guru mengikuti kegiatan KKG.
4. Kegiatan KKG tidak membahas semua permasalahan yang dialami oleh guru.
|
1. Meninkatkan komitmen guru dalam memperbaiki PBM. pembelajaran.
2. Meningkatkan motivasi peserta didik untuk lebih giat.
3. Memberdayakan guru senior untuk meningkatkan kemampuan guru lainnya dalam
menerapkan PAKEM.
4. Meningkatkan kegiatan KKG untuk mengatasi permasalahan PBM.
|
3.
|
Guru tidak mengunakan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber belajar dalam PBM karena
kurang menguasai teknologi tersebut.
|
Ada kegiatan KKG yang dilakukan secara rutin
|
Terbatasnya kompetensi guru dalam hal pemanfaatan teknologi dalam PBM
sebagai sumber belajar.
|
Meningkatkan kompetensi guru dalam hal pemanfaatan teknologi sebagai
sumber belajar.
|
IV.
SOLUSI ALTERNATIF
Alternatif solusi terdiri atas penentuan solusi serta kekuatan dan
kelemahan solusi yang diberikan sebagaimana diberikan pada Tabel berikut:
SOLUSI ALTERNATIF
|
KEKUATAN
|
KELEMAHAN
|
Melibatkan semua guru yang
mengalami masalah PBM untuk mengikuti KKG yang berkualitas
|
Pada umumnya guru mau mencoba
metode baru dalam mengajar
Ada guru senior yang
berpengalaman
|
Sulitnya mengubah mindset guru
dalam proses pembelajaran
Tidak tersedia tutor yang
menguasai semua permasalahan PBM
|
Memberdayakan
guru senior untuk meningkatkan kemampuan guru lainnya
|
Guru senior memiliki kompetensi
yang memadai
Sekolah memiliki ruangan untuk
kegiatan pembinaan
Guru senior memiliki komitmen
untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
|
Guru senior sibuk membina siswa
Hanya ada sedikit dana untuk
kegiatan pembinaan guru
|
Meningkatkan relevansi kegiatan
KKG dengan permasalahan PBM di sekolah
|
Tersedia dana rutin untuk
kegiatan KKG
Guru memiliki dokumen RPP yang
lengkap
|
Guru belum kompeten melakukan
refleksi PBM secara akurat
|
Meningkatkan kegiatan KKG untuk
mengatasi permasalahan PBM
|
KKG dilaksanakan secara rutin
Kepala sekolah mendukung
pelaksanaan KKG
|
Ada guru yang memiliki
permasalahan PBM tidak ikut KKG
Kelompok KKG tidak dapat
mengusulkan solusi permasalahan PBM
|
Meningkatkan kompetensi guru
dalam hal pemanfaatan IT dan pemanfaatan sumber belajar lainnya
|
Sarana prasarana IT di sekolah
tersedia
Adanya dukungan Kepala Sekolah
mengoptimalkan pemanfaatan IT
|
Sebagian besar guru malas
menggunakan Teknologi IT dalam PBM
Ada guru yang belum menguasai
teknologi IT dalam PBM
|
V.
SKALA PRIORITAS PROGRAM/KEGIATAN
PROGRAM
|
KEGIATAN
|
Peningkatan kualitas
pembelajaran
|
1. Penerapan
pembelajaran berbasis masalah
2. Pelaksanaan
pembelajaran remedial
3. Pelaksanaan
penelitian tindakan kelas
|
Peningkatan kualitas guru dalam
penguasaan strategi pembelajaran efektif
|
1. Pelatihan
guru dalam pembelajaran yang efektif
2. Pembinaan
guru melalui program magang
|
VI.
MATRIKS RENCANA KERJA SEKOLAH
Indikator
ketercapaian tujuan/sasaran sekolah
|
Cara
mencapai tujuan/sasaran
|
Jadwal
|
|
Program
|
Kegiatan
|
||
Meningkatnya kualitas
pembelajaran
|
Peningkatan kualitas
pembelajaran
|
1. Penerapan
pembelajaran berbasis masalah
2. Pelaksanaan
pembelajaran remedial
3. Pelaksanaan
penelitian tindakan kelas
|
Januari 2014
Januari 2014
Maret
2014
|
Meningkatnya kualitas guru
dalam penguasaan strategi pembelajaran efektif
|
Peningkatan kualitas guru dalam
penguasaan strategi pembelajaran efektif
|
1. Pelatihan
guru dalam pembelajaran yang efektif
2. Pembinaan
guru melalui program magang
|
Mei 2014
Juli 2014
|
KESIMPULAN
Program Kerja Sekolah atau RKS ini
disusun sebagai upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Program ini disusun berdasarkan pertimbangan dari program-program
tahun yang lalu dan mengacu pada Standar Nasioanl Pendidikan. Program ini tidak
akan berarti apa-apa tanpa suatu pelaksanaan yang baik, oleh karenanya yang
sangat menentukan terhadap keberhasilan program ini adalah unsur manusianya,
dalam hal ini bidang ketenagaan
yang berdayaguna dengan menempuh manajemen yang tepat.
Tiga hal yang mesti dilakukan berkaitan dengan Program Kerja
ini yaitu pembuatan program yang baik, pelaksanaan program yang efektif,
evaluasi yang berkelanjutan, dan tindak lanjut untuk selalu meningkatkan dan
mengembangkan program yang lebih baik. Melalui tiga tahapan ini tujuan
pendidikan yang ingin dicapai dapat terealisasi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar