Kamis, 19 Desember 2013

RENCANA KERJA SEKOLAH SDN BENTENG 3


PROFIL MUTU DAN RENCANA KERJA SEKOLAH
HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH
TAHUN 2013





Nama Sekolah          : SDN Benteng III
NPSN                        : 40304803
Status Sekolah         : Negeri
Kecamatan               : Benteng
Kabupaten/Kota      : Kepulauan Selayar





DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2013


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha  Kuasa, atas segala karunia dan rahmat-Nya, sehingga Rencana Kerja Sekolah (RKS) SD Negeri Benteng III Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat terselesaikan dengan baik sesuai  yang direncanakan.
Penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS) ini didasarkan atas kebutuhan dan harapan warga sekolah beserta pemangku kepentingan (stakeholder) dalam mengelola SD Negeri Benteng III. Pertimbangan lain adalah bekerja dengan perencanaan yang jelas akan memudahkan pelaku kepentingan bekerja secara jelas pula dan lebih terarah. Berbeda jika bekerja tanpa perencanaan sama halnya menciptakan kegagalan akan menimbulkan benturan-benturan tugas atau tumpang tindihnya kegiatan.
Pengembangan program kerja sekolah disusun berdasarkan hasil evaluasi diri dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) sekolah. Materi program kerja disusun secara garis besar, karena itu pelaksanaannya di lapangan disesuaikan dengan kondisi maupun situasi yang ada. Hal ini dikandung maksud agar program kerja ini dapat dikembangkan secara fleksibel, dinamis, efisien dan efektif tanpa keluar dari pokok program yang telah ditetapkan.
Kami menyadari bahwa program ini dapat diselesaikan atas kerjasama semua pihak yang terkait. Karena itu kami sampaikan terima kasih atas segala bantuan yang diberikan, semoga Tuhan memberikan imbalan dan balasan yang lebih baik.
Harapan kami kepada para pembaca semoga berkenan memberikan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan program ini.

Benteng, 28 November 2013
Kepala  Sekolah,




Hj. BAU MINAH, S.Pd
NIP. 19610417 198012 2 003

  
I.          PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Semua sekolah harus mempunyai tujuan yang seharusnya dicapai dengan melaksanakan rencana yang telah disusun berdasarkan evaluasi diri sekolah dan sesuai dengan visi dan misi sekolah. Tujuan sekolah dijabarkan sesuai dengan visi dan misi sekolah sehingga cara pencapaiannya harus didasarkan atas visi dan misi tersebut. Cara pencapaian tujuan dilakukan melalui berbagai perencanaan dan program kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS). Perencanaan dilakukan tidak hanya untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi, tetapi juga untuk meningkatkan mutu sekolah. Rencana Kerja Sekolah yang telah dikembangkan oleh tim sekolah seharusnya dapat dibaca oleh semua stakeholder sekolah untuk mengantisipasi perubahan dan usulan yang mungkin sesuai untuk memperkaya program yang telah disusun.
Program sekolah seharusnya sesuai dengan visi dan misinya agar sekolah dapat berkembang optimal. Perencanaan program dan kegiatan dalam RKS seharusnya dapat terukur dan realistis sehingga program dapat dilaksanakan. Perencanaan sebaiknya tidak dibuat terlalu muluk dan harus berdasarkan pada kondisi sekolah.Oleh sebab itu, tim sekolah perlu menganalisis data EDS untuk mengidentifikasi permasalahan sekolah dan menentukan penyebab masalah, serta mencarikan alternatif pemecahannya. EDS perlu dikaitkan dengan proses perencanaan sekolah dan dipandang sebagai bagian yang penting dalam kinerja siklus pengembangan sekolah. Sebagai kerangka kerja untuk perubahan dan perbaikan, proses ini secara mendasar menjawab 3 (tiga) pertanyaan kunci yaitu seberapa baikkah kinerja sekolah terkait dengan kriteria untuk perencanaan pengembangan sekolah dan indikator yang relevan dari standar pelayanan minimal (SPM) dan SNP, bagaimana sekolah dapat mengetahui kinerjanya terkait dengan bukti yang dimiliki sekolah untuk menunjukkan pencapaiannya, dan bagaimana sekolah dapat meningkatkan kinerjanya terkait dengan pelaporan dan tindak lanjut mengenai apa yang telah ditemukan pada perencanaan pengembangan sekolah.
RKS ini disusun berdasarkan data hasil Evaluasi Diri Sekolah Tahun 2013 yang dilakukan pada seluruh sekolah jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK melalui program pemetaan mutu pendidikan. Data Evalusi Diri Sekolah dijaring melalui angket yang disebar kepada responden yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan siswa. Angket disusun berdasarkan komponen-komponen pada Standar Nasional Pendidikan namun pada profil ini hanya enam standar yang menjadi bahan analisis yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Isi, Proses, Penilaian, Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Standar Pengelolaan.
Hasil analisis EDS mendeskripsikan tingkat ketercapaian sekolah dalam pemenuhan SNP, skor yang digunakan menggunakan interval 0 - 10 dengan pembagian pencapaian SNP sebagai berikut:  
Tabel 1. Kriteria Capaian SNP
KELOMPOK
Y
X

MENUJU SNP 1
Y
65%
∑n.X/n
65%

MENUJU SNP 2
Y
> 
65%
∑n.X/n
65%

MENUJU SNP 3
Y
65%
∑n.X/n
> 
65%

SNP
Y
> 
65%
∑n.X/n
> 
65%

DI ATAS SNP
Y
> 
90%
∑n.X/n
> 
90%
Keterangan :

STANDAR
BOBOT
Y
SKL

X1
ISI
20%
X2
PROSES
30%
X3
PENILAIAN
15%
X4
PTK
25%
X5
PENGELOLAAN
10%

Sekolah dikatakan telah mencapai kriteria Menuju SNP 1 apabila skor untuk Standar Kompetensi Lulusan (Y) lebih kecil dari 6,5 dan jumlah standar lainnya berdasarkan bobot yang ditetapkan juga lebih kecil dari 6,5. Kriteria Menuju SNP 2 apabila skor untuk Standar Kompetensi Lulusan (Y) lebih besar atau sama dengan 6,5 dan jumlah standar lainnya berdasarkan bobot yang ditetapkan lebih kecil dari 6,5. Kriteria Menuju SNP 3 apabila skor untuk Standar Kompetensi Lulusan (Y) lebih kecil dari 6,5 dan jumlah standar lainnya berdasarkan bobot yang ditetapkan lebih besar atau sama dengan 6,5. Kriteria Mencapai SNP apabila skor untuk Standar Kompetensi Lulusan (Y) lebih besar atau sama dengan 6,5 dan jumlah standar lainnya berdasarkan bobot yang ditetapkan juga lebih besar atau sama dengan 6,5. Kriteria Di Atas SNP apabila skor untuk Standar Kompetensi Lulusan (Y) lebih besar atau sama dengan 9,0 dan jumlah standar lainnya berdasarkan bobot yang ditetapkan juga lebih besar atau sama dengan 9,0.

I.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Profil Mutu dan Rencana Kerja Sekolah yaitu:
1.      Menjamin agar tujuan sekolah dan sasaran yang ingin dicapai dapat terwujud;
2.      Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah;
3.      Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas baik intra pelaku sekolah, antar sekolah maupun dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/ kota;
4.      Menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan, dan pengawasan;
5.      Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat;
6.      Menjamin penggunaan sumber daya sekolah yang ekonomis, efisien, efektif,berkeadilan ,berkelanjutan , serta memperhatikan kesetaran jender.

I.3. Sasaran
Sasaran penyusunan Profil Mutu dan Rencana Kerja Sekolah sebagai berikut :
1.      Terwujudnya rencana kerja tahunan dan rencana kerja menengah,
2.      Terealisasinya semua aktifitas program kerja tahunan dan jangka menengah di SD Negeri Benteng III,
3.      Lebih efektif, efesien dalam hal perencanaan, penggunaan serta pengawasan dana sekolah yang dikelola baik yang bersumber dari APBN, maupun pemerintah provinsi/ kabupaten/ kota.

I.4. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan Profil Mutu dan Rencana Kerja Sekolah antara lain:
1.      UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional,
2.      PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
3.      Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
4.      Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah,
5.      Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah,
6.      Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan,
7.      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13/2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah,
8.      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16/2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru,
9.      Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.


II.          CAPAIAN SNP SD NEGERI BENTENG III
Skor pencapaian SD Negeri Benteng III untuk masing-masing standar dibandingkan rata-rata skor pencapaian untuk tingkat Kabupaten, Provinsi, dan nasional digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Grafik Skor Pencapaian SNP SD Negeri Benteng III
 
Gambar 1 menunjukan bahwa 4 dari 6 standar telah melampaui pencapaian skor tingkat Kabupaten, provinsi dan nasional yaitu Standar Isi, Standar Penilaian, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Pengelolaan. Sementara Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Proses masih berada di bawah pencapaian skor tingkat kota, provinsi, dan nasional. Pencapaian terendah yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan. Status SNP SD Negeri Benteng III berdasarkan bobot yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
Y
∑n.X/n
4,827160494
6,506923219

Standar Kompetensi Lulusan (Y) masih di bawah 6,5 sedangkan jumlah standar lainnya di atas nilai 6,5. Dengan demikian, berdasarkan bobot untuk masing-masing standar sebagaimana ditetapkan sebelumnya, SD Negeri Benteng III memiliki status “Menuju SNP 3”.
Berikut ini juga disajikan tingkat pencapaian dari masing-masing indikator untuk setiap Standar Nasional Pendidikan:
1.      Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas lima indikator sebagai berikut :
a.       Prestasi siswa/lulusan
b.      Lulusan menunjukkan karakter (jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai orang lain)
c.       Lulusan mampu berpikir logis dan sistematis
d.      Lulusan mampu berkomunikasi efektif dan santun
e.       Lulusan memiliki kemampuan mengamati dan bertanya untuk berpikir dan bertindak produktif serta kreatif

Tingkat pencapaian SD Negeri Benteng III untuk masing-masing indikator pada Standar Kompetensi Lulusan ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 2. Diagram Pencapaian Indikator Standar Kompetensi Lulusan
 
Gambar 2 menunjukkan bahwa terdapat dua indikator untuk Standar Kompetensi Lulusan yang telah memenuhi serta melampaui Standar nasional yaitu Lulusan memiliki kemampuan mengamati dan bertanya untuk berpikir dan bertindak produktif serta kreatif serta indikator lulusan menunjukkan karakter (jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan menghargai orang lain) dengan perolehan skor lebih dari 6,5. Indikator yang masih perlu mendapat perhatian yang lebih intensif dari pihak sekolah yaitu Indikator Lulusan mampu berkomunikasi efektif dan santun, berpikir logis dan sistematis, serta indikator prestasi siswa/ lulusan karena pencapaiannya masih di bawah 6,5.   

2.      Standar Isi
Standar Isi terdiri atas empat indikator sebagai berikut :
a.       Kurikulum sesuai dengan kurikulum nasional
b.      Kurikulum disusun secara logis dan sistematis
c.       Kurikulum relevan dengan lingkungan dan kebutuhan
d.      Revisi kurikulum dilakukan secara berkala

Tingkat pencapaian SD Negeri Benteng III untuk masing-masing indikator pada Standar Isi ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3. Diagram Pencapaian Indikator Standar Isi
Gambar 3 menunjukkan bahwa 2 dari 4 indikator pencapaian standar isi telah memenuhi standar nasional yaitu indikator kurikulum disusun secara logis dan sistematis serta indikator kurikulum sesuai dengan kurikulum nasional. Indikator yang masih perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif dari pihak sekolah yaitu indikatir revisi kurikulum dilakukan secara berkala dan Indikator Kurikulum relevan dengan lingkungan dan kebutuhan karena skor pencapaiannya masih di bawah 6,5.

3.      Standar Proses
Standar Proses terdiri atas delapan indikator sebagai berikut :
a.       RPP yang dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi aspek kualitas;
b.      PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku;
c.       PBM mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai orang lain;
d.      PBM mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun;
e.       PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik;
f.       PBM mengembangkan budaya dan kemandirian belajar;
g.      Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM;
h.      Suasana akademik di sekolah mendukung pembelajaran (kondusif).
Tingkat pencapaian SD Negeri Benteng III untuk masing-masing indikator pada Standar Proses ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 4. Diagram Pencapaian Indikator Standar Proses
Gambar 4 menunjukkan bahwa 3 indikator telah memenuhi standar nasional. Ketiga  indikator itu adalah (1) PBM mengembangkan budaya dan kemandirian belajar, (2) PBM mengembangkan karakter, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan menghargai orang lain, serta (3) RPP yang dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi aspek kualitas. Sementara 5 indikator lainnya belum memenuhi standar sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif dari pihak sekolah.
4.      Standar Penilaian
Standar Penilaian terdiri atas lima indikator sebagai berikut :
a.       Guru menggunakan prinsip-prinsip penilaian;
b.      Guru melakukan perancangan penilaian;
c.       Guru menyusun instrumen sesuai dengan kaidah yang baku;
d.      Sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal;
e.       Sekolah memiliki dokumen prosedur dan kriteria penilaian. 
Tingkat pencapaian SD Negeri Benteng III untuk masing-masing indikator pada Standar Penilaian ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 5. Diagram Pencapaian Indikator Standar Penilaian
Gambar 5 menunjukkan bahwa hanya 3 indikator pada Standar Penilaian yang memenuhi standar nasional yaitu Sekolah memiliki dokemen prosedur dan kriteria penilaian serta Guru menggunakan prinsip-prinsip penilaian . Indikator lainnya masih perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif dari pihak sekolah yaitu Indikator Sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimal dan Indikator Guru menyusun instrumen sesuai dengan kaidah yang baku.

5.      Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan terdiri atas dua indikator sebagai berikut :
a.       Guru dan tenaga pendidikan profesional dalam bidangnya;
b.      Peningkatan kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah;
Tingkat pencapaian SD Negeri Benteng III untuk masing-masing indikator pada Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 6. Diagram Pencapaian Indikator Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Gambar 6 menunjukkan bahwa hanya satu  indikator pada Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang mencapai Standar Nasional Pendidikan sehingga indikator peningkatan kompetensi PTK dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif dari pihak sekolah.

6.      Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan terdiri atas tujuh indikator sebagai berikut :
a.       Visi, misi, dan tujuan sekolah sesuai dengan EDS;
b.      Visi, misi, dan tujuan sekolah dipahami oleh semua warga sekolah;
c.       Rencana kerja sekolah sesuai EDS;
d.      Rencana kerja sekolah berorientasi mutu;
e.       Perencanaan sekolah terkait peningkatan mutu Proses Belajar Mengajar;
f.       Pimpinan melakukan supervisi dan evaluasi sesuai standar.
Tingkat pencapaian SD Negeri Benteng III untuk masing-masing indikator pada Standar Pengelolaan ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 7. Diagram Pencapaian Indikator Standar Pengelolaan
Gambar 7 menunjukkan bahwa terdapat empat   indikator pada Standar Pengelolaan yang mencapai Standar Nasional Pendidikan sehingga indikator lainnya perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif dari pihak sekolah.


III.     ANALISIS AKAR MASALAH
Analisis akar masalah terdiri atas Identifikasi masalah, Rumusan masalah, Penentuan Akar masalah, serta Faktor Pendorong dan Penghambat. Masalah diidentifikasi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan EDS dengan skor di bawah 5.
III.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data EDS Tahun 2013, diketahui bahwa masalah yang ada pada SD Negeri Benteng III yaitu:
Permasalahan
Rumusan Masalah
Peserta didik kesulitan dalam mengerjakan soal ujian.
Peserta didik kurang latihan dalam menyelesaian soal ujian.
Materi pelajaran terlalu sulit untuk dipahami.
Guru tidak melakukan pembelajaran yang efesien, efktif, dan menyenangkan.
Guru tidak menjelaskan materi secara rinci.
Sebagian besar guru belum menggunakan metode belajar yang mengaktifkan siswa untuk belajar (hanya ceramah).
Guru kesulitan dalam menerapkan pembelajaran untuk mmeningkatkan kemapuan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulisan.
Sebahagian besar guru kurang memahami dan menguasai teknologi informasi dan komunikasi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau median belajar.
Guru tidak menggunakan teknologi informasi dan komunikas sebagai sumber belajar dalam PBM.
  
III.2. Penentuan Akar Masalah
Rumusan Masalah
AKAR MASALAH
 (PENYEBAB MASALAH)
Peserta didik kurang latihan dalam menyelesaian soal ujian.
Peserta didik kurang latihan dalam menyelesaikan soal ujian karena guru tidak membimbing sehingga terbiasa mengerjakan soal-soal sulit yang mungkin tidak pernah diajarkan.
Guru tidak melakukan pembelajaran yang efesien, efektif, dan menyenangkan.

Guru tidak menerapkan PBM inovatif karena kurang paham
Guru tidak menggunakan teknologi informasi dan komunikas sebagai sumber belajar dalam PBM.
Guru tidak menngunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber belajar dalam PBM karena kurang menguasai teknologi tersebut.

III.3. Faktor Pendorong dan Penghambat
NO
AKAR MASALAH
FAKTOR PENDORONG
FAKTOR PENGHAMBAT
SOLUSI PERMASALAHAN
1.
Peserta didik kurang latihan dalam menyelesaikan soal ujian karena guru tidak membimbing sehingga terbiasa mengerjakan soal-soal sulit yang mungkin tidak pernah diajarkan
Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk belajar











Tidak semua peserta didik memahami materi yang pernah diajarkan sehingga kesulitan dalam menyelesaikan soal ujian.
Guru perlu menjelaskan materi-materi sulit pada saat peserta didik menyelesaikan kisi-kisi ujian agar materi dapat dipahami walaupun tidak pernah dipelajari di sekolah.
2.
Guru tidak menerapkan PBM inovatif karena kurang paham
1.      Guru memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pembelajaran.




2.      Peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk belajar.

3.      Ada guru senior yang memahami pembelajaran yang efektif, efesien, dan menarik.


4.      Ada kegiatan KKG yang dilakukan secara rutin.

1.      Tidak tersedia sumberdaya untuk mengaplikasikan beberapa pembelajaran yang membutuhkan sarpas.

2.      Kemampuan awal peserta didik kurang mendukung untuk berpikir tingkat tinggi.
3.      Tidak semua guru mengikuti kegiatan KKG.




4.      Kegiatan KKG tidak membahas semua permasalahan yang dialami oleh guru.
1.      Meninkatkan komitmen guru dalam memperbaiki PBM. pembelajaran.




2.      Meningkatkan motivasi peserta didik untuk lebih giat.

3.      Memberdayakan guru senior untuk meningkatkan kemampuan guru lainnya dalam menerapkan PAKEM.
4.      Meningkatkan kegiatan KKG untuk mengatasi permasalahan PBM.

3.
Guru tidak mengunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber belajar dalam PBM karena kurang menguasai teknologi tersebut.
Ada kegiatan KKG yang dilakukan secara rutin
Terbatasnya kompetensi guru dalam hal pemanfaatan teknologi dalam PBM sebagai sumber belajar.
Meningkatkan kompetensi guru dalam hal pemanfaatan teknologi sebagai sumber belajar.

IV.     SOLUSI ALTERNATIF
Alternatif solusi terdiri atas penentuan solusi serta kekuatan dan kelemahan solusi yang diberikan sebagaimana diberikan pada Tabel berikut:

SOLUSI ALTERNATIF
KEKUATAN
KELEMAHAN
Melibatkan semua guru yang mengalami masalah PBM untuk mengikuti KKG yang berkualitas
Pada umumnya guru mau mencoba metode baru dalam mengajar
Ada guru senior yang berpengalaman
Sulitnya mengubah mindset guru dalam proses pembelajaran
Tidak tersedia tutor yang menguasai semua permasalahan PBM
Memberdayakan guru senior untuk meningkatkan kemampuan guru lainnya

Guru senior memiliki kompetensi yang memadai
Sekolah memiliki ruangan untuk kegiatan pembinaan
Guru senior memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

Guru senior sibuk membina siswa
Hanya ada sedikit dana untuk kegiatan pembinaan guru
Meningkatkan relevansi kegiatan KKG dengan permasalahan PBM di sekolah
Tersedia dana rutin untuk kegiatan KKG
Guru memiliki dokumen RPP yang lengkap
Guru belum kompeten melakukan refleksi PBM secara akurat
Meningkatkan kegiatan KKG untuk mengatasi permasalahan PBM

KKG dilaksanakan secara rutin
Kepala sekolah mendukung pelaksanaan KKG
Ada guru yang memiliki permasalahan PBM tidak ikut KKG
Kelompok KKG tidak dapat mengusulkan solusi permasalahan PBM
Meningkatkan kompetensi guru dalam hal pemanfaatan IT dan pemanfaatan sumber belajar lainnya

Sarana prasarana IT di sekolah tersedia
Adanya dukungan Kepala Sekolah mengoptimalkan pemanfaatan IT
Sebagian besar guru malas menggunakan Teknologi IT dalam PBM


Ada guru yang belum menguasai teknologi IT dalam PBM

 V.          SKALA PRIORITAS PROGRAM/KEGIATAN
PROGRAM
KEGIATAN
Peningkatan kualitas pembelajaran
1.      Penerapan pembelajaran berbasis masalah
2.      Pelaksanaan pembelajaran remedial
3.      Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Peningkatan kualitas guru dalam penguasaan strategi pembelajaran efektif
1.      Pelatihan guru dalam pembelajaran yang efektif
2.      Pembinaan guru melalui program magang

VI.          MATRIKS RENCANA KERJA SEKOLAH
Indikator ketercapaian tujuan/sasaran sekolah
Cara mencapai tujuan/sasaran
Jadwal
Program
Kegiatan
Meningkatnya kualitas pembelajaran
Peningkatan kualitas pembelajaran
1.      Penerapan pembelajaran berbasis masalah
2.      Pelaksanaan pembelajaran remedial
3.      Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Januari 2014



Januari 2014


Maret 2014
Meningkatnya kualitas guru dalam penguasaan strategi pembelajaran efektif
Peningkatan kualitas guru dalam penguasaan strategi pembelajaran efektif
1.      Pelatihan guru dalam pembelajaran yang efektif
2.      Pembinaan guru melalui program magang
Mei 2014



Juli 2014
  
KESIMPULAN

      Program Kerja Sekolah atau RKS ini disusun sebagai upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Program ini disusun berdasarkan pertimbangan dari program-program tahun yang lalu dan mengacu pada Standar Nasioanl Pendidikan. Program ini tidak akan berarti apa-apa tanpa suatu pelaksanaan yang baik, oleh karenanya yang sangat menentukan terhadap keberhasilan program ini adalah unsur manusianya, dalam hal ini bidang ketenagaan yang berdayaguna dengan menempuh manajemen yang tepat.
      Tiga hal yang mesti dilakukan berkaitan dengan Program Kerja ini yaitu pembuatan program yang baik, pelaksanaan program yang efektif, evaluasi yang berkelanjutan, dan tindak lanjut untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan program yang lebih baik. Melalui tiga tahapan ini tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat terealisasi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar